Pengelolaan Sampah: Tantangan Besar untuk Lingkungan dan Kesehatan
Cimahi, Suara Pakta News.com- Pengelolaan sampah bukan hanya masalah teknis, tetapi juga tantangan besar yang melibatkan dimensi lingkungan, kesehatan, ekonomi, regulasi, dan etika.
Menurut Kasi Sarana dan Prasarana Lingkungan Kelurahan Baros, Rani Andryani, dengan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan akibat pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi, serta dampak negatif yang ditimbulkannya, pengelolaan sampah yang efektif menjadi sangat penting.
"Pengelolaan sampah bukan hanya masalah teknis, tetapi juga tantangan besar yang melibatkan dimensi lingkungan, kesehatan, ekonomi, regulasi, dan etika. Dengan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan akibat pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi, serta dampak negatif yang ditimbulkannya, pengelolaan sampah yang efektif menjadi sangat penting," ujarnya.
"Upaya ini tidak hanya untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan saat ini, tetapi juga untuk keberlanjutan bagi generasi mendatang," ujar Rani Andryani.
Dengan pertumbuhan populasi global yang pesat, yang kini mencapai lebih dari 8 miliar orang, volume sampah yang dihasilkan juga meningkat secara signifikan.
"Masyarakat yang semakin konsumtif cenderung menghasilkan lebih banyak sampah dari produk yang dibeli dan digunakan sehari-hari," paparnya .
Dampak dari sampah yang tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Sampah organik yang membusuk dapat menghasilkan cairan berbahaya, sementara sampah plastik dapat mengganggu ekosistem perairan dan merusak habitat satwa.
"Insinerasi sampah yang tidak diatur dengan baik juga bisa menghasilkan emisi gas beracun seperti dioksin dan furan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan," kata Rani.
"Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah dan sumber air. Sampah organik yang membusuk dapat menghasilkan cairan berbahaya, sementara sampah plastik dapat mengganggu ekosistem perairan dan merusak habitat satwa. Insinerasi sampah yang tidak diatur dengan baik dapat menghasilkan emisi gas beracun seperti dioksin dan furan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pengelolaan sampah yang buruk juga mengakibatkan biaya yang tinggi untuk pembersihan, pengolahan, dan pembuangan akhir sampah," tambah Rani.
Lebih lanjut, Rani menyoroti potensi ekonomi dari pengelolaan sampah yang baik, termasuk pemanfaatan sampah sebagai bahan baku daur ulang atau energi terbarukan yang dapat membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan kerja.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan optimalisasi pengolahan dan pemilahan sampah melalui pemberdayaan kader bank sampah unit. Kader bank sampah adalah individu yang memiliki peran penting dalam menggerakkan dan mengedukasi masyarakat serta memastikan operasional BSU berjalan dengan baik. Optimalisasi ini dapat dilakukan melalui beberapa strategi.
"Untuk itu, kami membentuk Kader Bank Sampah Unit, serta membuat Buku Pedoman untuk kegiatan Bank Sampah Unit. BSU berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan sistem pengelolaan sampah formal dengan melibatkan warga dalam kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sampah," jelas Rani.
Kegiatan utama BSU meliputi pengumpulan sampah dari anggota komunitas, pemilahan sampah menjadi kategori organik, anorganik, dan bahan berbahaya, serta pengolahan sampah organik menjadi kompos dan penjualan barang daur ulang. Selain itu, BSU juga memiliki peran penting dalam edukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang benar, dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama dalam pengelolaan sampah.
Dengan adanya inovasi dan upaya yang terus dilakukan, diharapkan pengelolaan sampah di Kelurahan Baros dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat.(**)
Posting Komentar